Selasa, 01 Desember 2009

KISAH MISTERI

RUMAH KENTANG PRAPANCA


Lokasi: Jln. Dharmawangsa 9, Jak-Sel, persis di sebelah salah satu
club terkemuka di daerah ini.
Fenomena

Hantu anak kecil
Sejarah: Konon, di rumah ini ada seorang anak kecil yang terjatuh ke
dalam kuali yang sedang digunakan untuk merebus kentang.
Apabila Anda sedang 'mujur' dan lewat di depan rumahnya, Anda dapat
mencium aroma kentang rebus dan mendengar suara anak kecil menangis.
Testimonial: Agip (24) sudah menjaga kios rokok di depan rumah ini
sejak tahun 1997. Agip mengaku sering mencium aroma kentang rebus,
terutama menjelang malam, meskipun rumah kosong ini sempat ramai
karena disewa oleh ekspatriat.
TEROWONGAN CASABLANCA
Lokasi: Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim
Fenomena
Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama
cucunya dan perempuan cantik.
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca
terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca,
ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang
masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40
meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk
akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok
perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga
pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas
jalan.
Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi
kendaraan membunyikan klakson untuk "menyapa" penghuni terowongan.
Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang
menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin
angker.
Testimonial: Menurut Ibu Yati Mustofa (43), warga yang tinggal di
dekat terowongan Casablanca, warga kerap mendengar suara tangisan,
ketika sumber bunyi dihampiri, suara itu berpindah-pindah.



Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
Terminologi
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik." Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide".

Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai "juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer".

Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. sebagian diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih mementingkan kesinambungan image dan teks, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya (sequential). Definisi komik sendiri sangat supel karena itu berkembanglah berbagai istilah baru seperti:

Picture stories – Rodolphe Topffer (1845)

Pictorial narratives – Frans Masereel and Lynd Ward (1930s)

Picture novella – dengan nama samaran Drake Waller (1950s).

Illustories – Charles Biro (1950s)

Picto-fict
ion – Bill Gaine (1950s)

Sequential art(graphic novel) – Will Eisner (1978)

Nouvelle manga – Frederic Boilet (2001)

Untuk lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi cergam yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat Romeo (1971) mengiklankannya dengan kata-kata "disadjikan setjara filmis dan kolosal" yang sangat relevan dengan novel bergambar.

SHUGO CHARA

SHUGO CHARA